Pernahkah Anda mempertimbangkan proses pembuatan pakaian? Sebelum menjadi pakaian, benang diatur sedemikian rupa untuk membentuk lembaran kain. Industri tekstil umumnya menggunakan dua metode, yaitu rajutan dan tenun. Kali ini, kita akan lebih mendalami berbagai jenis kain rajut beserta pola jahitannya.
Apa Itu Kain Rajut?
Kain rajut merupakan hasil dari merajut dengan jarum panjang, menghubungkan simpul-simpul dari satu benang kontinu. Rajutan, yang elastis dan berpori, dibuat dengan cara mengunci benang menggunakan jarum, lebih cepat, mudah, dan ekonomis dibandingkan kain tenun.
Mesin rajut membentuk loop benang dengan jarum runcing, membentuk baris vertikal disebut ribs, dan baris horizontal disebut courses. Kain rajut, yang ringan dan nyaman, tidak mudah kusut, menjadi pilihan populer untuk pakaian sehari-hari dan aktivitas fisik, seperti kaos, sweater, dan pakaian olahraga.
Mengenal Teknik Rajutan
Memahami proses pembuatan kain rajut membuka wawasan tentang kompleksitas rajutan. Berbeda dengan kain tenun, kain rajut terdiri dari loop benang yang membentuk wale vertikal dan course horizontal.
Dalam rajutan pakan, benang tunggal dibentuk menjadi baris horizontal, sementara rajutan lusi melibatkan pembentukan baris vertikal. Kedua metode ini menghasilkan beragam jenis kain rajut, memberikan pemahaman mendalam tentang sifat unik setiap kain rajut.
1. Rajut Pakan (Weft Knitting)
Rajutan pakan melibatkan perjalanan benang secara horizontal melintasi lebar kain, membentuk loop horizontal yang terbangun di atas satu sama lain melalui manipulasi jarum rajut. Dengan satu benang kontinu, metode ini menghasilkan kain rajut yang sangat elastis. Jenis rajutan ini, yang menggunakan teknik tersebut, merupakan yang paling umum digunakan dalam pembuatan kain rajut.
2. Rajut Lusi (Warp Knitting)
Rajutan lusi melibatkan penggunaan beberapa benang paralel yang dibentuk secara vertikal untuk membentuk kain, baik pada mesin rajut bundar menghasilkan tabung kain, maupun pada mesin flat-bed yang menghasilkan lembaran kain datar seukuran yard.
Jenis Jenis Kain Rajut
1. Kain Jersey
Kain Jersey Knit menampilkan garis vertikal rata di bagian depan dan rusuk horizontal yang mencolok di bagian belakangnya. Jahitan rajut jersey sering dipilih karena proses cepat, ekonomis, dan dapat variasi motif untuk menciptakan kain berkesan mewah.
Namun, satu kelemahan utama dari rajutan jersey adalah risiko “lari” benang jika putus. Variasi jahitan datar atau jersey dapat diperluas dengan menggunakan benang berbeda atau jahitan berganda dengan panjang berbeda untuk menciptakan kain terry, velour, dan bahan mewah. Jenis jahitan ini juga umum digunakan dalam pembuatan kaus kaki nilon, pakaian dalam pria, dan kaos.
2. Kain Rajut Purl
Kain Purl Knit memiliki karakteristik seragam di kedua sisi, ideal untuk menciptakan beragam pola menarik, terutama dalam pembuatan sweater besar dan pakaian anak-anak.
Proses pembuatannya melibatkan penggunaan stitch rajut dan stitch purl bergantian, menciptakan kain yang identik di kedua sisi, tahan melengkung, rata, dan lebih elastis secara longitudinal. Meskipun demikian, kecepatan produksi Purl Knit umumnya lambat.
3. Kain Rajut Rib
Kain Rib memiliki jahitan yang ditarik pada kedua sisi, membentuk kolom-kolom wales di bagian depan dan belakangnya, memberikan elastisitas yang optimal.
Biasanya digunakan untuk detail ribbing pada sweater, manset lengan, dan kerah leher. Bahan rib rajut dapat dibalik, tetap menampilkan tampilan yang konsisten, dan dapat diproduksi dengan mesin rajut datar maupun melingkar.
Cardigan
Cardigan merupakan variasi Rib Knit dengan opsi half Cardigan dan Full Cardigan. Kain ini mencakup pola jahitan tuck yang khas, menciptakan efek timbul sehingga cardigan memiliki ketebalan yang lebih besar.
- Half Cardigan adalah kain yang terdiri dari satu rangkaian rajutan pada kedua jarum dan rangkaian kedua dari semua rajutan pada jarum depan, dengan semua tuck pada jarum belakang. Loop tuck pada kain ini berfungsi untuk mengurangi peregangan ke arah lebar. Kain ini tidak dapat dibalik dan umumnya dirajut kasar, cocok digunakan untuk membuat pullover dan sweater.
- Full Cardigan, dibuat dengan mengulang satu jalur dari semua rajutan pada jarum depan dan belakang, memiliki penampilan identik di kedua sisi. Kelebihan loop tuck menciptakan kain tebal, cocok untuk sweater dan fashion, umumnya terbuat dari wool atau akrilik dalam ukuran kasar.
Milano Rib
Rib Milano merupakan variasi dari Rib Knit dengan pilihan shalf Milano dan full Milano, menampilkan pola rajutan khas yang unik.
- Half Milano, sebuah jenis rajutan, dibuat dengan mengulangi satu jalur pada kedua tempat tidur jarum dan jalur kedua hanya pada jarum depan. Rajutan ini memiliki struktur yang tidak seimbang dan sering digunakan untuk membuat sweater dengan tekstur kasar.
- Full Milano, kain rajutan halus, dibuat dengan mengulang satu jalur pada kedua jarum, jalur kedua pada jarum depan, dan jalur ketiga pada jarum belakang. Cakupan lebih baik dengan stabilitas dimensi yang besar, menjadikannya pilihan utama untuk kain jas yang elegan.
4. Kain Rajut Jahitan Interlock
Rajutan tusuk interlock merupakan modifikasi dari rajutan tusuk rib, di mana bagian depan dan belakangnya identik. Kain interlock cenderung lebih berat dan tebal dibandingkan rajutan rib standar, kecuali jika menggunakan benang halus. Jahitan saling mengunci untuk mencegah kusut atau melengkung pada tepi kain, menghasilkan hasil yang lebih kuat dan tahan lama.
5. Kain Rajut Ganda (Double Knit)
Rajutan Ganda dibuat dengan jahitan interlock dan variasinya, menggunakan dua pasang jarum yang disusun secara berlawanan. Bahan umumnya melibatkan poliester dan wol. Kain rajutan ini memiliki struktur yang stabil, kompak, bebas melengkung pada tepi, dan tidak mudah kusut.
6. Kain Rajut Lusi (Warp Knit)
Kain rajut lusi dihasilkan melalui mesin rajut khusus dengan menggunakan benang dari balok lusi. Berbeda dengan rajutan pakan, kain ini terdiri dari beberapa benang yang membentuk loop pada wales yang berdekatan.
Identifikasi kain dapat dilakukan melalui pick glasss atau kaca pembesar, dengan sisi muka memiliki loop rajut vertikal sedikit miring, sementara sisi belakang memiliki float horizontal yang miring. Keunggulan utama kain rajut lusi adalah ketahanannya yang tinggi.
Konstruksinya melibatkan loop benang yang terbentuk secara vertikal atau lusi, di mana semua benang untuk lebar rajutan lusi ditempatkan sejajar, menyerupai penempatan benang dalam menenun. Teknik ini umumnya diterapkan dalam pembuatan kain berkualitas tinggi dengan menggunakan rajutan Tricot dan Raschel.
7. Kain Rajut Triko / Tricot
Rajutan tricot umumnya menggunakan benang filamen karena karakteristik diameter seragam dan kualitas tinggi yang esensial untuk mesin rajut tricot berkecepatan tinggi.
Kain hasil rajutan tricot cenderung bersifat polos atau memiliki desain geometris sederhana. Permukaan depan kain menampilkan wales vertikal yang jelas, sementara permukaan belakangnya memiliki jalur melintang.
8. Kain Rajut Raschel
Rajutan raschel dibuat melalui penggunaan benang pintal atau filamen dengan variasi bobot dan jenis tertentu. Keunikan rajutan raschel terletak pada desain rumitnya, struktur terbuka yang mirip dengan renda, serta efek permukaan yang memberikan dimensi hampir tiga dimensi pada kain tersebut.
9. Kain Rajut Kabel (Cable Knit)
Rajutan kabel adalah teknik merajut yang sering ditemui pada sweater. Dalam teknik ini, jahitan saling menyilang membentuk lilitan dan pola seperti kabel, menciptakan tekstur permukaan yang menarik dan berkarakter karena simpul-simpulnya saling bersilangan.
10. Bird’s Eye Knit / Pique
Bird’s eye knit adalah kain rajut ganda yang menggabungkan tuck stitches dan jahitan rajut, menghasilkan efek lubang menarik seperti mata burung. Biasanya, kain ini terbuat dari benang multi-warna untuk menciptakan efek acak dan dapat dirancang dengan lubang tali. Digunakan secara luas dalam pembuatan pakaian, terutama pakaian wanita dan polo shirt.
11. Kain Rajut Pointel (Pointelle Knit)
Pointelle adalah kain rajut ganda yang memiliki jahitan miss dengan pola tertentu, menciptakan tampilan serupa renda. Lubang-lubang halus ini menambah sentuhan feminin, menjadikannya pilihan sempurna untuk atasan wanita dan pakaian anak-anak yang memancarkan daya tarik khusus.
12. Kain Rajut Intarsia
Intarsia merupakan varian kain rajut tunggal yang dihiasi dengan pola warna-warni dari benang multi-warna. Dengan jalur yang sama, benang berbeda membentuk desain berwarna dalam blok, merata di latar belakang yang berbeda. Pola ini konsisten di bagian depan dan belakang, sering diterapkan pada pembuatan kemeja, blus, dan sweater.
13. Kain Jacquard
Jacquard Jerseys merupakan kain jersey tunggal hasil rajutan melingkar menggunakan mekanisme Jacquard, metode simpel untuk menciptakan pola menarik. Kain ini memiliki loop berwarna dari benang berbeda dalam satu jalur, menciptakan kombinasi jahitan dan tekstur warna yang menarik. Floats, fitur khas jacquard jersey, sering ditemui dalam industri sweater.
14. Kain Terry Rajut
Terry merupakan jenis kain yang diproduksi melalui teknik rajut, menggunakan dua set benang di mana satu set membentuk tumpukan dan yang lain membentuk dasar kain. Lebih lembut dan fleksibel dibandingkan dengan terry tenun, tetapi kurang kokoh. Meski demikian, kelembutannya membuatnya ideal untuk pakaian pantai, handuk, dan jubah mandi karena daya serap tinggi.
15. Velour Rajut
Velour rajut merupakan varian kain jersey dengan serat lembut menonjol pada permukaannya. Mirip dengan terry rajut, kain ini memiliki loop tumpukan, tetapi pada Velour, loop tersebut dicukur dan disikat merata. Kain Velour dapat diwarnai dan seringkali hadir dalam warna solid. Digunakan dalam pakaian mewah seperti jaket, blus, dan gaun untuk memberikan sentuhan elegan dan nyaman.
16. Sliver Rajut
Berbeda dengan Velour, kain rajut Sliver menonjol dengan tumpukan lebih panjang, dihasilkan dari mesin rajut melingkar khusus yang menyatukan serat permukaan dengan benang dasar. Lebih padat dan elastis daripada bulu hewan, kain rajut sliver, sering digunakan dalam jaket dan mantel, menghadirkan pilihan yang ringan dan mudah dirawat tanpa mengurangi keanggunan.
17. Bahan Fleece Rajut
Fleece merupakan varian jersey dengan pakan sisipan, di mana benang tambahan dimasukkan untuk setiap jalur. Berbeda dengan benang dasar, benang sisipan dapat bersifat dekoratif atau fungsional, seperti memberikan stabilitas dan kenyamanan dengan tekstur yang lebih kasar.
Bahan ini umumnya terbuat dari campuran katun, poliester, wol, dan akrilik. Fleece digunakan dalam berbagai produk, termasuk jaket, gaun, pakaian olahraga, dan sweater, menawarkan kombinasi keindahan dan kinerja yang optimal.
Karakteristik Kain Rajut
Inilah beberapa atribut yang dapat diidentifikasi dari kain rajut dan membedakannya dari jenis kain lainnya:
- Kain rajut memiliki fleksibilitas yang tinggi.
- Rentan menyusut karena porositasnya yang tinggi.
- Cenderung tidak awet, kehilangan bentuk seiring penggunaan.
- Mampu menyerap air dengan tingkat yang lebih tinggi.
- Kesulitan mempertahankan bentuknya dan rentan terhadap pelarutan.
- Menawarkan sirkulasi udara yang lebih baik sebagai kain yang “breathable”.
- Tidak mudah kusut dan memerlukan jumlah benang yang lebih sedikit.
