0811 2681 770
ayobikinkemeja@gmail.com

Kain Suede: Definisi, Sifat, Cara Pembuatannya

1 Dec 2023 | Tips

Definisi Kain Suede

Suede merupakan varian kulit yang dihasilkan dari berbagai jenis kulit hewan yang umumnya digunakan dalam pembuatan kulit konvensional. Perbedaan mendasar antara suede dan kulit lainnya terletak pada asal-usulnya; suede berasal dari bagian bawah kulit hewan, sementara kulit umumnya diambil dari bagian atas kulit.

Bagian bawah kulit hewan cenderung lebih lembut, meskipun rentan terhadap cuaca dan noda. Oleh karena itu, suede dianggap sebagai bahan mewah yang, meskipun kurang tahan lama dibandingkan kulit biasa, memberikan sentuhan lembut dan kenyamanan unik saat digunakan di kulit.

Dibandingkan dengan kulit konvensional, suede memiliki daya tembus yang lebih tinggi, sehingga kurang tahan terhadap air. Oleh karena itu, disarankan untuk mengenakan pakaian berbahan suede di dalam ruangan atau di situasi di mana eksposur terhadap kondisi lingkungan yang berpotensi merusak rendah.

Meskipun kulit domba menjadi bahan utama untuk pembuatan suede, jenis kulit hewan lain seperti sapi, kambing, dan rusa juga dapat digunakan. Sebagai langkah mengurangi dampak terhadap hewan penghasil kulit dan mengatasi beberapa masalah yang melekat pada suede, produsen tekstil telah menciptakan berbagai alternatif sintetis dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi.

Walaupun sulit meniru sepenuhnya sifat-sifat poise dari suede, alternatif sintetis bisa menjadi pilihan yang lebih terjangkau atau tahan lama. Meski begitu, perlu dicatat bahwa kesuksesan reproduksi karakteristik khas suede pada bahan sintetis mungkin bervariasi.

Sejarah

Secara etimologis, istilah “suede” memiliki akar dari istilah Perancis “gants de Suede,” yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “sarung tangan Swedia.” Pada masa Romantis di Perancis, kulit Swedia menjadi tren di kalangan bangsawan. Pengrajin kulit Swedia mengeksplorasi kulit bagian dalam hewan yang lembut, menciptakan sarung tangan istimewa untuk wanita.

Meskipun awalnya terbatas pada sarung tangan, produksi suede berkembang pesat. Pengrajin di Swedia dan Eropa menyadari potensi lebih luas dari bahan ini. Suede melampaui sarung tangan, merambah ke jaket, sepatu, tas, dan aplikasi lain yang kini akrab di mata kita.

Produksi suede, meskipun baru dalam sejarah manusia, bergabung dengan tradisi penggunaan kulit binatang. Sejak zaman Neolitikum, manusia telah menggunakan kulit sebagai bahan tekstil utama.

Catatan prasejarah mencatat kulit sebagai elemen kunci dalam pakaian dan aksesoris. Perbedaan mencolok antara kulit masa lalu dan kulit modern terletak pada variasi produk dan kemajuan teknis yang membentuk bahan kulit masa kini.

Karakteristik

Suede memperoleh hasil akhir yang disebut sebagai “tidur siang,” memberikan sentuhan unik yang lebih mirip dengan kain nabati daripada kulit binatang. Berbeda dengan kulit yang bersinar, suede memiliki tampilan matte, dan sifatnya yang permeabel serta rentan terhadap noda membuatnya berbeda dari kulit biasa yang tahan air.

Keistimewaan suede terletak pada ketebalan yang lebih tipis dibanding kulit biasa, menjadikannya pilihan yang menarik untuk aplikasi tekstil halus. Namun, daya tarik ini diimbangi oleh tantangan perawatan, karena suede sulit dibersihkan.

Meskipun pencucian dengan mesin dapat merusaknya, namun karena mudah terkena kotoran, pemilik pakaian atau aksesori berbahan suede perlu secara teratur membersihkannya secara profesional agar tetap terjaga kualitasnya.

Proses Pembuatan

Proses produksi kain suede dimulai dari tahap penyembelihan hewan yang kulitnya akan dijadikan bahan dasar kain tersebut. Setelah itu, kulit hewan tersebut dikuliti dan kemudian dikeringkan secara menyeluruh.

Ketika kulit sudah benar-benar kering, tahap selanjutnya melibatkan penggunaan bahan kimia alami, yakni jeruk nipis, untuk menghilangkan semua folikel rambut dari permukaan kulit. Proses ini menjadi langkah penting dalam mempersiapkan kulit untuk tahap selanjutnya.

Langkah berikutnya melibatkan pengenalan enzim alami yang dikenal sebagai tanin ke dalam kulit. Tanin berfungsi membuat kulit menjadi lebih lembut dan secara resmi mengubahnya menjadi kain suede. Pentingnya tanin terletak pada kemampuannya mencegah penguraian kulit, suatu proses yang secara khusus disebut sebagai “penyamakan.”

Tanpa kehadiran tanin, kulit yang digunakan untuk produksi kain suede akan cenderung mengalami degradasi seiring waktu. Oleh karena itu, penyamakan dengan tanin menjadi langkah kunci dalam menjaga kualitas dan daya tahan kain suede.

Finishing Kulit

Pada tahap ini, kulit yang akan dijadikan suede sudah mencapai kondisi siap pakai. Namun, untuk mengakui kain tersebut sebagai suede, beberapa langkah tambahan perlu diambil.

Langkah pertama melibatkan penggunaan campuran garam, minyak, dan senyawa alami lainnya untuk merawat kulit. Proses ini tidak hanya meningkatkan daya tahan kulit, tetapi beberapa produsen kulit mungkin memilih bahan kimia sintetis guna memberikan ketahanan yang lebih optimal.

Demi mengubah produk kulit menjadi suede, kulit akan diperinci dan diberi belahan, menghasilkan tekstur luar yang khas dan disukai seperti popok. Proses khusus dilakukan untuk menciptakan tekstur lembut dan nyaman yang membuat suede begitu istimewa. Dengan serangkaian langkah ini, kain suede menjadi produk akhir yang menggabungkan keindahan dan kenyamanan.

Proses Akhir

Dalam langkah terakhir pengolahan, kain suede telah siap digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan pakaian, aksesoris, atau sepatu. Menariknya, berbeda dengan kulit konvensional yang sulit diwarnai, tekstur unik suede dapat mengakomodasi berbagai jenis pewarna alami maupun buatan.

Setelah proses pewarnaan selesai, suede biasanya dijual dalam bentuk lembaran besar, siap untuk dipotong dan diolah lebih lanjut menjadi produk akhir yang akan sampai ke tangan konsumen.

Meskipun begitu, ada pula produsen yang memilih untuk memberikan perlakuan lapisan kedap air pada suede sebelumnya, menjadikannya lebih tahan terhadap elemen-elemen lingkungan. Keputusan ini bisa diambil oleh produsen pakaian dan sepatu demi menambah daya tahan dan fungsionalitas produk berbahan suede mereka.

Penggunaan

Kain suede, dengan kelembutan dan teksturnya yang istimewa, menemukan penggunaan luas dalam dunia mode. Meskipun awalnya dikenal melalui lagu “Blue Suede Shoes” karya Elvis Presley yang terkenal, suede kini tidak hanya menjadi pilihan utama untuk sepatu formal, tetapi juga populer di jaket dan pakaian luar lainnya.

Meskipun memiliki daya tarik estetika, kain ini memiliki keterbatasan yang perlu dipertimbangkan. Sepatu formal berbahan suede memancarkan kesan elegan, namun kelembutannya membuatnya rentan terhadap air dan noda.

Oleh karena itu, sepatu suede tidak cocok untuk penggunaan luar ruangan. Perawatan yang cermat diperlukan untuk menjaga keindahannya, menjadikan banyak pecinta mode beralih ke bahan sintetis yang lebih mudah dirawat.

Tak hanya di sepatu, kelembutan suede juga menjadi daya tarik pada tas desainer. Namun, tas ini sebaiknya tidak dipakai secara harian atau dalam situasi berat karena dapat mempengaruhi kualitasnya. Suede juga dapat ditemui dalam berbagai aplikasi lain, seperti sarung tangan, lapisan dalam jaket, ikat pinggang kelas atas, topi desainer, dan bahkan sarung jok mobil.

Meskipun masih digunakan dalam beberapa kasus, seperti sebagai bahan sarung tangan, bahan lain telah menggantikan peran suede dalam beberapa aplikasi. Misalnya, untuk sarung jok mobil, bahan sintetis dianggap lebih tahan lama dan mudah dibersihkan. Meski begitu, keberadaan suede terus memberikan sentuhan istimewa pada berbagai aspek mode dan gaya hidup.

Produsen

Tiongkok memegang peran sentral sebagai produsen utama produk kulit, memberikan asumsi bahwa mereka juga menguasai produksi suede. Namun, pandangan kontrastik muncul, menunjukkan Eropa sebagai pemimpin pasar suede.

Terlepas dari kontroversi ini, Tiongkok mempertahankan posisinya sebagai pasar tekstil global, sementara Asia Tenggara dan Amerika Selatan menyumbang pertumbuhan signifikan. Permintaan kain suede diperkirakan terus meningkat di masa mendatang, meskipun produk sintetis ikut bersaing. Keunikan bahan hewan ini tetap menjaga popularitasnya di pasar internasional.

Harga Kain Suede

Harga kain suede per yard dapat bervariasi tergantung pada kualitasnya dan metode produksi dari jenis tekstil alami ini. Kain suede alami biasanya dihargai sekitar $30-40 per yard, mencerminkan kualitas dan keanggunan yang ditawarkannya.

Di sisi lain, kain suede sintetis menawarkan opsi yang lebih terjangkau. Harganya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bahan asli, menjadikannya pilihan populer di kalangan produsen pakaian dan aksesori.

Berbagai jenis suede sintetis, seperti Ultrasuede dan Alcantara, dapat ditemukan dengan kisaran harga $8-$12 per yard. Kelebihan harganya yang lebih terjangkau membuat suede sintetis menjadi solusi yang lebih ekonomis bagi produsen kecil tanpa modal besar.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun harganya lebih ramah di kantong, suede sintetis tetap menawarkan daya tahan dan penampilan yang memukau. Keberagaman pilihan ini memberikan fleksibilitas kepada industri fashion untuk menciptakan produk berkualitas tinggi tanpa mengorbankan keindahan atau kenyamanan.

Jenis-Jenis

Meskipun hanya ada satu varian sejati dari kain suede, terdapat beberapa alternatif yang juga dapat disebut suede dalam konteks tertentu. Ini mencakup opsi kain sintetis dan bahan lain yang meniru tekstur dan tampilan khas suede.

1. Suede

Meskipun terdapat beragam opsi bahan suede di pasaran, namun hanya kulit popok yang berasal dari hewan yang benar-benar dapat disebut sebagai bahan suede asli. Kemurnian dan keaslian bahan tersebut memberikan karakteristik unik, menciptakan sentuhan mewah yang sulit ditemukan pada alternatif lainnya.

Pada banyak kasus, orang sering kali mengaitkan kata “suede” dengan bahan sintetis, tetapi sebenarnya, keindahan sejati dari suede dapat ditemukan dalam kulit popok hewan. Kualitas tersebut menjadikan bahan ini tidak hanya sebagai pilihan gaya, tetapi juga sebuah investasi dalam keanggunan yang tahan lama dan autentik.

Bahkan dengan perkembangan teknologi, kulit popok hewan sebagai bahan suede asli tetap menjadi pilihan premium bagi mereka yang menghargai kualitas. Proses pengolahan yang cermat dan penuh perhatian pada detail memberikan daya tahan yang luar biasa, menjadikan produk berbahan suede ini sebuah simbol kemewahan yang melekat pada keberlanjutan tradisional.

Dengan demikian, meskipun pasar penuh dengan berbagai bahan suede tiruan, penghargaan terhadap keunikan dan keaslian kulit popok hewan sebagai bahan suede asli tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang memilih kualitas tanpa kompromi.

2. Ultrasuede

Ultrasuede, sebagai opsi inovatif suede, diperkenalkan sebagai alternatif pertama di pasaran. Pada tahun 1970, ilmuwan Jepang, Miyoshi Okamoto, mengembangkannya dengan bahan utama 80% serat mikro poliester dan 20% plastik poliuretan.

Keunggulan Ultrasuede terletak pada kemampuannya untuk dicuci dan dikeringkan dengan mesin, menjadikannya pilihan praktis dibandingkan dengan suede dari bahan hewan yang memerlukan perawatan khusus.

3. Alcantara

Alcantara, juga dikenal sebagai Ultrasuede, merupakan hasil kolaborasi antara Toray Jepang dan perusahaan Italia, Alcantara. Meskipun hampir identik dengan Ultrasuede, Alcantara memiliki keunikan sendiri.

Keduanya dapat dicuci dengan mesin, namun, Alcantara sering menjadi pilihan eksklusif untuk interior kendaraan mewah dan pelapis tas tangan desainer. Sementara Ultrasuede dominan di berbagai industri, Alcantara mengukir kehadirannya di ranah kemewahan.

4. Sutra Suede

Sutra dapat mengalami proses kimia untuk mencapai tekstur yang mirip dengan suede. Sutra jenis ini, yang dikenal sebagai sutra suede, memadukan keunggulan sutra dengan kepraktisan, karena dapat dicuci dengan mesin, suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh suede konvensional.

Saat sutra menjalani proses kimia, hasilnya adalah sutra suede yang menampilkan keunggulan tekstur sutra namun dengan kemampuan pencucian yang tidak dimiliki oleh suede biasa. Dengan sutra suede, Anda dapat menikmati keanggunan sutra tanpa kerepotan perawatan yang rumit, memberikan solusi praktis dan efisien untuk pakaian atau furnitur berbahan dasar ini.

Proses kimia yang mengubah sutra menjadi sutra suede membawa manfaat signifikan dalam hal perawatan. Sutra suede tidak hanya mempertahankan kelembutan dan kemewahan sutra, tetapi juga memungkinkan penggunaan mesin cuci. Inovasi ini membuka pintu bagi pengalaman berbusana dan menggunakan furnitur yang lebih nyaman dan mudah dikelola.

Keunikan sutra suede terletak pada kemampuannya untuk meminimalkan kerumitan perawatan yang seringkali terkait dengan bahan seperti sutra. Dengan proses kimia tertentu, sutra suede menciptakan harmoni antara keanggunan tekstur sutra dan kemudahan perawatan mesin cuci, memberikan opsi bagi mereka yang menghargai kenyamanan tanpa mengorbankan estetika.

5. Katun Suade

Seperti halnya sutra suede, katun suede juga telah melalui proses kimia yang menghasilkan permukaan kasar menyerupai suede. Keunikan tekstil ini terletak pada kemampuannya untuk dicuci menggunakan mesin, memberikan kemudahan dalam perawatan.

Proses kimia pada katun suede, serupa dengan sutra suede, mengubah sifat permukaan kain menjadi kasar, menciptakan tekstur yang menarik. Kelebihan katun suede terletak pada kemampuannya untuk menjalani pencucian dengan mesin, menjadikannya pilihan praktis dan fungsional untuk penggunaan sehari-hari.

Meskipun katun suede berbagi kemiripan dengan sutra suede dalam proses kimia dan penampilan permukaan, tekstil ini memiliki keunggulan tambahan. Kehandalan katun suede dalam pencucian mesin tidak hanya memudahkan perawatan, tetapi juga memastikan daya tahan dan keawetan kain, menjadikannya pilihan yang cerdas untuk berbagai aplikasi tekstil.

Postingan Terkait

Tips Memilih Bahan dan Jenis Kemeja

Memilih kemeja yang tepat tidak hanya soal desain dan warna, tetapi juga bahan dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Bahan yang nyaman dan jenis kemeja yang cocok akan sangat berpengaruh pada penampilan dan kenyamanan Anda. Berikut adalah beberapa tips memilih bahan...

Cara Membedakan Batik Tulis, Cap, dan Printing

Cara Membedakan Batik Batik, sebuah karya unik Indonesia, menggabungkan seni dan teknologi. Pilihan populer untuk pakaian dan oleh-oleh, dibagi menjadi batik cap (lilin dengan bantuan cap), batik tulis (tradisional dengan canting), dan batik print, meskipun sebenarnya...

Cara Merawat Kain Batik agar Awet

Kain batik, kekayaan budaya Indonesia yang tak terbantahkan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan setiap individu di negeri ini. Menghadirkan keindahan dengan desain yang rumit dan warna yang mencolok, kain batik menjadi simbol gaya hidup. Namun,...