0811 2681 770
ayobikinkemeja@gmail.com

Kain Lycra: Karakteristik dan Jenis-Jenisnya

27 Nov 2023 | Tips

Ketika kamu mengenakan celana yoga atau jeans denim yang ketat, pakaian tersebut akan meregang dan menyesuaikan diri dengan lekuk tubuhmu, berkat kehadiran campuran serat lycra atau spandex.

LYCRA, merek serat spandex terkemuka global selama lebih dari enam puluh tahun, telah merevolusi industri pakaian. Serat LYCRA tidak hanya ringan dan hampir tidak terlihat, tetapi juga menjadi kunci dalam evolusi gaya berpakaian kita.

Lycra bukan sekadar serat, tetapi juga sebuah inovasi yang mengubah cara kita memandang pakaian. Kelebihannya yang luar biasa dalam mengikuti kontur tubuh membuatnya ideal untuk sportswear dan activewear.

Untuk lebih memahami Lycra, mari eksplorasi definisi, sejarah, proses pembuatan, kelebihan dan kekurangan bahan lycra, dan berbagai aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Kain Lycra?

Bahan LYCRA adalah sebuah merek dagang terkenal untuk spandex. Ini merupakan kelas serat elastis sintetis yang disebut elastane secara global. Spandex dan elastane, dua istilah yang merujuk pada bahan serupa, mengacu pada kain sintetis yang terdiri dari elastomer elastis dari poliuretan.

Namun, hanya LYCRA® yang menghasilkan spandex bermereknya sendiri. Bahan elastis ini, baik Spandex maupun Lycra, digunakan luas dalam pembuatan pakaian seperti legging, pakaian dalam, kaus kaki, topi renang, dan pakaian renang, memberikan elastisitas yang luar biasa untuk kenyamanan dan gaya yang tak terbantahkan.

Sejarah Terciptanya

Lycra adalah bahan yang ditemukan pada 1958 oleh ahli kimia Joseph Shivers dalam pencarian alternatif karet di Du Pont. Sebagai solusi untuk pembuatan pakaian, serat Lycra menggabungkan poliester dan poliuretan. Kombinasi ini, sebagai polimer, membentuk rantai panjang monomer dengan asam khusus, memberikan kelebihan tahan panas yang luar biasa.

Berbeda dari kain sintetis lainnya, Lycra juga ideal untuk dikombinasikan dengan serat sintetis peka panas seperti poliester dan nilon. Kelebihan Lycra tidak hanya terletak pada elastisitasnya, tetapi juga pada daya tahan dan kemampuannya untuk menghadapi suhu tinggi, menjadikannya pilihan unggul dalam dunia tekstil modern.

Untuk membedakan serat spandex, DuPont menggagas nama dagang Lycra (sebelumnya Fiber K) dan melancarkan kampanye publisitas canggih. Audrey Hepburn membantu mempopulerkan merek ini, diikuti oleh Joan Collins dan Ann-Margret dalam pemotretan majalah.

Lycra terkait dengan olahraga saat tim ski Prancis mengenakannya pada Olimpiade Musim Dingin 1968. Ini menjadikan LYCRA® pilihan utama di atletik. Pada 1970-an, dengan penurunan penjualan korset dan munculnya gerakan kebugaran aerobik, Lycra diadaptasi kembali.

Puncak popularitas terjadi pada 1980-an saat fashionista mengenakan celana pendek di jalan. DuPont kesulitan memenuhi permintaan global pada 1987. Di tahun 1990-an, spandex digunakan dalam berbagai item, termasuk pakaian dasar pembentuk tubuh dengan merek Bodyslimmers. Saat ini, spandex merajai berbagai jenis pakaian, dari kemeja hingga sepatu.

Penggunaan

Kelenturan luar biasa kain lycra telah menciptakan daya tariknya di industri pakaian sejak awal produksi. Meskipun jarang dipasarkan sendiri, kain ini sering disempurnakan dengan menyatukannya dengan tekstil lain seperti wol, katun, atau polyester. Penambahan lycra, misalnya sebanyak 10%, bisa membuat kain kaku mengembang dua kali lipat.

Penggunaan lycra tak terbatas pada pakaian dalam; ia turut meramaikan ikat pinggang pakaian santai, celana olahraga, dan bahkan kaus kaki. Keberadaannya di pakaian olahraga seperti baju renang, pakaian mendaki, atau sepeda bukan hanya memberikan kencangan pada kulit tetapi juga kenyamanan maksimal.

Karakteristik

Kain lycra mencirikan dirinya dengan sejumlah keunggulan yang menonjol:

  1. Kelebihan dalam elastisitas luar biasa.
  2. Daya tahan yang unggul, menjadikannya pilihan tahan lama.
  3. Kekuatan peregangan yang melampaui material karet konvensional.
  4. Menyajikan kenyamanan hangat saat dikenakan.
  5. Memiliki tekstur lembut dan ringan, meningkatkan pengalaman pengguna.
  6. Meskipun relatif mahal, nilai investasinya sebanding dengan kualitas.
  7. Perawatan kain yang sederhana, memudahkan pemeliharaan dan penggunaan jangka panjang.

Jenis Kain

Lycra merupakan kain yang berkolaborasi harmonis dengan berbagai jenis kain lain seperti katun, nilon, sutra, wol, dan lainnya, menciptakan paduan sempurna yang menghasilkan ragam kain lycra. Walaupun demikian, secara keseluruhan, kain lycra dapat dikelompokkan hanya dalam dua kategori utama.

1. Kain Katun Lycra

Kain katun lycra menawarkan campuran tekstil yang sempurna, ideal untuk atasan dan t-shirt anti-kerut. Dengan kekokohan dan kemudahan perawatan, kain ini cocok untuk kemeja berkualitas.

Selain itu, variasi pakaian lain dapat dihasilkan dari kain katun lycra, menjadi opsi yang ideal untuk musim panas dengan sifat mudah dicuci. Kelebihan lainnya adalah daya tahan terhadap noda, memberikan nilai tambah pada kualitas pakaian secara keseluruhan.

2. Kain Nylon Lycra

Kain nylon lycra, pilihan ideal untuk berbagai produk konsumen, menawarkan fleksibilitas dalam menciptakan sarung sofa, tas tangan, taplak meja, dan beragam item lainnya.

Keunggulan kualitasnya menjamin keawetan dan ketahanan produk. Dengan kilauan khas di bawah cahaya, tekstur halus, dan aliran yang lembut, nylon lycra tidak hanya ringan dan mudah dirawat, tetapi juga menambah sentuhan elegan pada acara khusus seperti pesta dan pernikahan.

3. Lycra Wool

Disebut lycra wool karena menggabungkan serat lycra dan wool, bahan ini sering diterapkan pada jaket atau mantel. Sayangnya, di Indonesia, keberadaannya masih langka, membuatnya menjadi pilihan eksklusif.

Kelebihan Bahan Lycra

Lycra unggul dibandingkan karet konvensional di industri garmen dengan kemampuannya mencampur dengan katun, wol, sutra, dan linen. Kelebihan lainnya adalah bobotnya yang lebih ringan daripada benang karet. Spandeks tidak mudah rusak oleh minyak tubuh, keringat, losion, atau deterjen, menambah daya tahan.

Berkat kualitasnya, kain lycra ideal untuk pakaian wanita seperti korset, bra, pantyhose, dan legging. Spandeks juga merambah ke berbagai produk fashion, termasuk baju olahraga, pakaian renang, skinny jeans, hingga busana astronot. Dengan sederet kelebihan ini, lycra menjadi pilihan utama dalam dunia fashion. Berikut adalah beberapa kelebihan dari bahan lycra:

  1. Ringan: Kain lycra memiliki bobot yang ringan, memberikan kenyamanan dalam pemakaian sehari-hari.
  2. Mempertahankan Bentuk Asli: Kekuatan lycra memastikan pakaian tetap mempertahankan bentuknya meskipun dipakai berulang kali.
  3. Tahan Abrasi: Ketahanan terhadap gesekan membuat kain ini ideal untuk aktivitas fisik yang intens.
  4. Lebih Kuat dari Karet: Dibandingkan dengan karet, lycra menawarkan kekuatan yang lebih baik, menjadikannya pilihan yang tahan lama.
  5. Lembut, Halus, Kenyal: Kombinasi tekstur lembut, kehalusan, dan kekenyalan kain lycra memberikan sentuhan mewah dan nyaman.
  6. Tahan Minyak Tubuh, Keringat, Lotion, Deterjen: Sifat anti-absorpsi terhadap minyak, keringat, lotion, dan deterjen membuat lycra mudah dijaga dan tetap bersih.
  7. Tidak Statis atau Pilling: Kain ini tidak menghasilkan statis dan tidak rentan terhadap pilling, memberikan pengalaman pemakaian yang lebih tahan lama dan bebas masalah.

Kekurangan Bahan Lycra

Seiring dengan kemiripannya dengan spandeks, kain Lycra turut membagi beberapa kekurangan yang serupa. Diantara kelemahan yang melekat pada Lycra terdapat:

  1. Penempelan pada Tubuh: Spandeks cenderung menempel pada tubuh, mengurangi sirkulasi udara dan membuat kulit sulit bernapas.
  2. Sensitif terhadap Panas: Kain spandeks bisa membuat Anda lebih sensitif terhadap panas, meningkatkan risiko ketidaknyamanan termal.
  3. Potensi Alergen Kulit: Menggunakan spandeks secara rutin dapat meningkatkan rentan terhadap alergen kulit, karena kelembaban terperangkap dan spandeks tidak menyerap keringat.
  4. Bercampur dengan Bahan Lain: Spandeks jarang digunakan sendiri; umumnya dicampur dengan kain lain untuk meningkatkan kekuatan dan elastisitasnya.

Proses Pembuatan

Lycra, sebuah kain inovatif terbuat sepenuhnya dari serat sintetis hasil rekayasa laboratorium, melibatkan proses pembuatan yang rumit. Tahap awal melibatkan pencampuran makroglikol dan monomer diisosianat untuk menciptakan prepolimer, bahan dasar Lycra.

Tingkat panas dan tekanan yang terkalibrasi dengan cermat diterapkan pada larutan ini, memicu reaksi kimia membentuk prepolimer. Pentingnya rasio volume 1:2 antara keduanya untuk sebagian besar aplikasi dijaga dengan cermat. Prepolimer kemudian terkena asam diamina, memicu reaksi ekstrusi berantai yang menghasilkan substansi kental.

Pelarut digunakan untuk mengencerkan larutan, memudahkan manipulasinya. Larutan ini kemudian dimasukkan ke mesin silinder dengan sel produksi serat yang memakai spinneret khusus. Spinneret memaksa larutan melalui proses pemintalan, menghasilkan serat yang perlu terpapar nitrogen dan gas pelarut panas sebelum mengeras dari bentuk cair menjadi padat.

Serat-serat padat kemudian diekstrusi dari sel pemintalan silinder dan dibentuk menjadi untaian melalui perangkat udara bertekanan tinggi. Benang yang dihasilkan memiliki berbagai ukuran untuk memenuhi kebutuhan beragam aplikasi Lycra di industri tekstil konsumen.

Sebelum menjadi kain, benang Lycra mendapatkan perlakuan finishing dengan magnesium stearat atau polimer serupa. Akhirnya, benang ini dikemas dalam gulungan besar dan dikirim ke pabrik tekstil untuk produksi selanjutnya.

Postingan Terkait

Tips Memilih Bahan dan Jenis Kemeja

Memilih kemeja yang tepat tidak hanya soal desain dan warna, tetapi juga bahan dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Bahan yang nyaman dan jenis kemeja yang cocok akan sangat berpengaruh pada penampilan dan kenyamanan Anda. Berikut adalah beberapa tips memilih bahan...

Cara Membedakan Batik Tulis, Cap, dan Printing

Cara Membedakan Batik Batik, sebuah karya unik Indonesia, menggabungkan seni dan teknologi. Pilihan populer untuk pakaian dan oleh-oleh, dibagi menjadi batik cap (lilin dengan bantuan cap), batik tulis (tradisional dengan canting), dan batik print, meskipun sebenarnya...

Cara Merawat Kain Batik agar Awet

Kain batik, kekayaan budaya Indonesia yang tak terbantahkan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan setiap individu di negeri ini. Menghadirkan keindahan dengan desain yang rumit dan warna yang mencolok, kain batik menjadi simbol gaya hidup. Namun,...