Pentingnya pakaian sebagai kebutuhan primer telah memicu kepopuleran dan inovasi dalam pembuatan berbagai jenis kain sesuai dengan kebutuhan beragam acara. Dalam konteks ini, fokus akan diberikan pada salah satu kain yang telah menjadi populer dari masa ke masa, yaitu kain denim, yang sering digunakan sebagai elemen fashion oleh anak muda.
Denim, meskipun sering diidentikkan dengan jeans, sebenarnya memiliki karakteristik, bahan, dan ciri khasnya sendiri yang membedakannya dari jenis pakaian lainnya. Kain denim diproduksi melalui proses penenunan menggunakan serat katun berwarna biru untuk pakaian dan serat warna putih untuk lungsi.
Metode penenunan yang digunakan adalah Twill Weave atau jenis tenun silang kepar, menciptakan garis diagonal yang menjadi ciri khas umum dari kain denim.
Sejarah Kain Denim
Awalnya, Amerika Serikat mengembangkan kain denim khusus untuk para pekerja pertambangan, yang pada awalnya terbuat dari 100% katun. Seiring waktu, kain denim berkembang dari jenis katun kasar yang digunakan oleh pekerja pertambangan menjadi produk bernama Serge De Nimes, diambil dari kota Nimes di Prancis.
Nama ini kemudian disingkat menjadi “denim” atau “de Nimes,” yang bermakna “from Nimes.” Pada abad ke-17, nama denim menjadi terkenal di Inggris, di mana ternyata mereka juga memiliki pabrik denim sendiri. Popularitasnya merambah ke Eropa dan Amerika, khususnya digunakan untuk celana cowboy.
Denim tidak hanya dikenal karena daya tahannya dan tekstur yang sedikit tebal, namun juga karena kemudahan pencuciannya. Awalnya hanya hadir dalam warna indigo, kini denim hadir dalam berbagai pilihan warna seperti hitam, abu-abu, putih khaki, biru terang, cokelat, dan bahkan warna-warna cerah seperti hijau, merah, pink, dan lainnya.
Teksturnya, meskipun awet seperti karpet, terasa lebih tipis dan halus, membuatnya menjadi bahan yang populer dan serbaguna dalam dunia fashion saat ini.
Karakteristik Kain Denim
Berikut adalah beberapa ciri umum dan sifat-sifat dari kain denim.
- Kain ini memiliki kekuatan yang tinggi, daya tahan yang luar biasa, serta ketahanan terhadap kerusakan yang rendah.
- Selain itu, kain denim juga memberikan kenyamanan maksimal saat dipakai, berkat teksturnya yang sedikit lentur tanpa mengurangi kenyamanan.
- Dengan ketebalan yang relatif, kain ini tidak hanya memberikan rasa nyaman, tetapi juga memberikan tampilan yang elegan saat dikenakan.
- Ketahanan sobek yang tinggi menjadi salah satu keunggulan kain denim, menjadikannya pilihan yang sangat tahan lama.
- Meskipun memiliki model yang cenderung monoton, kain denim tetap menjadi pilihan utama untuk berbagai jenis pakaian, termasuk celana jeans, rompi, jas, topi, tas, jaket, dan bahkan gaun atau dress.
Jenis-Jenis Kain Denim
Terdapat beragam varian kain denim yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa jenis kain denim yang dapat diidentifikasi.
1. Dry Denim atau Raw Denim
Kain dry denim atau raw denim adalah jenis kain denim yang tidak mengalami proses pencucian setelah proses pewarnaan atau pencelupan. Karakteristik utama dari kain ini adalah teksturnya yang agak kasar dan warnanya yang sangat kuat, seperti biru yang tetap sangat tajam.
Setelah menjalani proses jahit dan siap digunakan, raw denim tidak mengalami pemutihan atau pelunturan seperti halnya denim biasa. Keunggulan lainnya adalah daya tahan yang tinggi, memungkinkannya digunakan dalam kondisi medan yang sulit atau ekstrem, bahkan dapat bertahan hingga 3 hingga 4 tahun jika memiliki ketebalan 21 Oz.
2. Prewash Denim
Denim prewash merupakan varian kain denim yang mengalami proses pencucian selama pembuatannya. Proses ini menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan warna yang agak memudar, mirip dengan tampilan umum celana jeans. Secara keseluruhan, denim prewash memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan jenis denim biasa.
3. Selvedge Denim atau Selvage Denim
Denim selvedge adalah varian kain denim yang memiliki pinggiran yang telah dianyam secara cermat dan terperinci. Proses produksinya melibatkan penggunaan mesin tenun kuno, menciptakan tampilan yang lebih rapi dan jahitan yang lebih kokoh.
Selain itu, denim selvedge juga dikenal memiliki daya tahan yang lebih tinggi, menyebabkan umur pakai yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis denim lainnya.
4. Colored Denim
Kain ini mengadopsi dua metode pewarnaan yang berbeda. Metode pertama melibatkan penggunaan pewarna tradisional yang menghasilkan warna biru khas pada jenis kain jeans. Sementara itu, metode kedua melibatkan pewarnaan sulfur untuk menciptakan berbagai warna kain selain biru.
5. Ramie Denim
Ramie denim adalah jenis kain denim yang diproduksi dengan mencampurkan serat tanaman rami dalam proses pembuatannya. Hal ini menghasilkan kain yang lebih halus dan memiliki kemampuan untuk mengurangi kerutan. Selain itu, kelebihan lainnya adalah daya tahan terhadap kotoran yang lebih baik dan kemampuan penyerapan air yang lebih efisien.
6. Stretch Denim
Denim stretch adalah varian kain yang menggabungkan serat elastis spandex sekitar dua hingga tiga persen. Pada umumnya, jenis kain ini digunakan untuk menciptakan tekstil yang lebih fleksibel dan lentur.
7. Polydenim
Polydenim merupakan sejenis kain yang diproduksi dengan mencampurkan serat polyester dalam proses pembuatannya. Kehadiran bahan polyester tidak hanya memberikan kelebihan berupa ringannya kain, tetapi juga membuatnya sangat cocok untuk berbagai acara formal maupun semi formal.
Selain itu, kain ini memiliki kemampuan untuk cepat kering saat dijemur, menambah kepraktisan dalam penggunaannya.
8. Black Coated Denim
Kain ini merupakan varian denim yang telah diberi lapisan akrilik berwarna hitam untuk meningkatkan daya tahan dan ketahanan jangka panjang. Kombinasi ini dirancang agar kain tetap awet dan tahan lama.
Selain itu, perpaduan tersebut menghasilkan warna hitam yang mencolok dan efek mengkilap pada kain denim. Namun, perlu diperhatikan bahwa warna ini dapat sedikit memudar seiring penggunaan.
9. Sanforized Denim
Sanforized denim merupakan jenis kain yang telah mengalami proses sanforis, suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan penyusutan kain jeans seiring berjalannya waktu. Proses ini menjadi penting karena denim biasanya mengalami penyusutan signifikan, bahkan mencapai 5 atau 10% ketika dicuci, terutama dengan menggunakan air panas.
Dengan menjalani proses sanforis, denim tersebut dapat mengurangi tingkat penyusutannya menjadi kurang dari 1%, menjadikannya lebih tahan terhadap efek penyusutan yang umumnya terjadi pada bahan jeans biasa.
10. Unsanforized Denim
Denim tanpa penyusutan merupakan jenis jeans yang tidak mengalami proses sanforisasi sebelum dijual, sehingga perlu diingat bahwa ukuran lebar dan panjangnya dapat menyusut saat dicuci.
